foto: pixabay
Ika Permata Hati
RINDUKU TAK MENEMU
langit berkabung memeluk mendung di dadanya
dan daun-daun gugur hanya menyisakan isak kering
di pucuk-pucuk ranting
di bawah teduh rimbun kamboja yang muram
kulangkahkan kaki
menemumu
seribu tahun cahaya bahkan tak cukup
untuk menghitung keberjarakanku denganmu
di sebuah pusara
ada doa terselip di antara angin
rindu yang mengerak
menghimpit alir darahku
meski selalu kulukiskan wajah, suara bahkan aroma tubuhmu
dalam tiap tetes air yang jatuh dari mataku
namun hanya kudapati lorong-lorong kenang
yang sunyi menderas dalam ingatanku
begitu kosong bagai kepompong
yang ditinggalkan mariposa di tepi hujan
o mariposa, mariposa...
di geletar sayapnya kutitipkan sepotong jiwa
yang basah dan pucat
jauh tertinggal dari yang tercinta,
lelah menggelandang di dermaga malam
yang melabuhkan mimpi mimpi
pada tulisan riwayat darah dan dagingku
yang bertabur udara asin
rinduku bertalu membentur kisi kisi kijing
koyak karena tak kan pernah menemu
langit mendung dan isak kering daundaun
kembali memusarakan rinduku
pada nama yang terpahat keabadian
Februari, 2018
