Ramadhani Kaff: Tiada Kata Berhenti untuk Seni - KSS3G Temanggung
Keluarga Studi Sastra 3 Gunung

Breaking

Home Top Ad

Selamat Datang di KSS3G Temanggung

Sabtu, 02 April 2016

Ramadhani Kaff: Tiada Kata Berhenti untuk Seni

16 Maret 2016 0:52 WIB Category: SmCetakSuara Kedu A+ / A-
BAGI seniman sekaligus sutradara teater Ramadhani Kaff, seakan tidak kata berhenti untuk berkesenian. Di mana pun ia tinggal dan meski dipenuhi kesibukan serta rutinitas sehari-hari, lelaki kelahiran Batang, 20 Mei 1986 yang kini menetap di Ngadirejo, Temanggung itu tak pernah lepas dari aktivitas seni. Saat kuliah beberapa tahun lalu, lelaki pendiam itu telah aktif dalam dunia seni teater, bergabung dengan Sanggar Teater Gema, Universitas PGRI Semarang. Begitu pula, tatkala pulang ke kampung halamannya di Subah, Batang, serta ketika mengikuti istrinya di Ngadirejo sekaligus menjadi guru di SMP Muhammadiyah 3 Ngadirejo. ‘’Di mana pun tinggal, kami selalu berkeinginan menabur seni, karena dari seni kita akan lebih peka, mudah berempati, ceria, dan pandai m e n g a t u r e m o s i , ’ ’ ujarnya.
Menurutnya, hal itu karena saat seorang individu belajar seni, ia sekaligus belajar mengenai rasa. Perasaannya dapat terasah lembut, tidak kasar bersikap, dan bisa berempati dengan teman. ’’Tentunya ini berkait dengan kecerdasan sosial seseorang, ketika ia mulai bersosialisasi,’’tambah pembina Teater Srengeng SMP Muhammadiyah 3 Ngadirejo dan Teater Sangkala SMA1 Candiroto tersebut. Proses berkesenian yang panjang telah membentuk mental Ramadhani dan seni pun menjadi jiwanya. Karena itu, setelah lulus kuliah dan menikah pun, proses kreatif berkesenian tetap mengalir, meski ia hanya tinggal di sebuah desa, yakni di Subah, Batang. Di desa tempat kelahirannya itu, Ramadhani menghidupkan kesenian, dengan mendirikan Paguyuban Masyarakat Suka Seni Subah. Melalui paguyuban itu beberapa jenis seni dikembangkan, seperti musik perkusi, yang sempat menjuarai lomba Thong-Thong Prek Ramadhan Kabupaten Batang 2010, dan juara jingle Semen Gresik se-Jateng 2010. Kemudian musikalisasi puisi, dengan prestasi, juara lomba musikalisasi puisi tingkat Jateng 2011 serta membuat enam karya musikalisasi puisi. Lalu menerbitkan buletin kertas atau kreativitas sastra anak Subah, serta melakukan pendampingan kelompok-kelompok seni tradisional di sana. Tiga tahun lebih hidup di Kota Batang, Pemuda Pelopor 2015 Kabupaten Batang itu lalu hijrah ke Ngadirejo. Seperti sebelumnya, di tengah kesibukan mengajar di SMP Muhammadiyah 3 Ngadirejo dan ditambah pekerjaan lainnya, tak menjadikannya berhenti berkesenian. Di desa kecil kaki Gunung Sindoro yang dingin itu, ia tetap saja menabur seni meski harus memulainya dari nol. Yakni, dawali dengan membuka Terminal Art Studio (TAS-Te) yang bermarkas di kios terminal bus malam Ngadirejo, sebagai tempat mengenalkan teater kepada masyarakat, baik kalangan muda maupun tua. Aktivitas TAS-Te, saat ini baru sekadar latihan rutin setiap hari Minggu dengan materi dasar-dasar teater dan casting pemain. Kemudian, bersama rekan-rekannya Ramadhani juga mendirikan Dengung Teater Temanggung, yang telah mementaskan drama ’’Kereta Kencana’’karya Eugene Ionesco, dengan ia sendiri sebagai sutradaranya dan pemainnya antara lain, Iya’Sekata dan Dudu Muhyidin. Tak berhenti di dunia teater, bersama penyair senior Roso Titi Sarkoro dan penyair-penyair Temanggung lainnya, ia mendirikan Keluarga Studi Sastra 3 Gunung Temanggung (KSS3G), dengan salah satu karyanya ialah antologi puisi religi ’’Renungan Tiga Gunung’’. (Henry Sofyan-42)

2 komentar:

test banner
SALAM SASTRA

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here